foto: asep juhana |
HIDAYATULLAHJABAR.COM,CIREBON - - Dalam rangka Harlah ke 30 Tahun
Yayasan Manarusalam – Hidayatullah Cirebon mengadakan acara Talkshow dan
Pemberian Apresiasi kepada Guru dan Para Perintis lembaga, acara yang didukung
oleh BMH dilaksanakan pada Hari Sabtu,
19 Agustus 2023 di Kampus 2 Yayasan Manarusalam Jl. Evakuasi Gang Kalikebat Rt.02
Rt.01 Karyamulya Kesambi Kota Cirebon berlangsung dengan penuh kekeluargaan dan
kebersamaan.
Yayasan
Manarusalam – Hidayatullah Cirebon yang di Rintis oleh Ust Sigit Setiawan (Alm)
sudah banyak kemajuan baik di bidang pendidikan, sosial dan dakwah. Sudah ada
tiga lokasi sarana Pendidikan yang telah di bangun dan sedang terus di
kembangkan untuk menghadirkan Pendidikan tingkat TK,SD, Mts dan MA yang
berkwalitas dan menjadi sekolah unggul
di Kota Cirebon.
Sosok
sang pejuang sebagai perintis datang hanya bermodalkan keyakinan bahwa Alloh
yang di Surbaya dengan Alloh yang ada di Cirebon itu sama maka jangan takut
kelaparan, jangan takut tidak ada dukungan, teruslah bergerak, berjuang
menjemput pertolongan Allah.
Pesan
inilah yang menjadi amunisi dan spirit para kader manarusalam dalam
mempertahankan dan memperjuangkan lembaga ini hingga mencapai usia yang ke 30
Tahun sebaga bukti nyata, bahwa ketika nilai ketaatan, kesungguhan, tanggung
jawab, pengorbanan dan kepedulian hadir
dalam jiwa se orang Da'i Hidayatullah maka Hasilnya bisa menjadi sebuah karya
yang abadi.
Yayasan
Manarusalam di usia yang ke 30 tahun telah memiliki unit pendidikan dari mulai
TK,SD,Mts dan MA dengan jumlah murid mencapai kurang lebih 300 orang dengan unit usaha berupa Koperasi,
Balai Latihan Kerja Komunita (BLKK) yang telah meluluskan ratusan siswa dan
berhasil mendirikan unit usaha dan kemandirian.
Momentum
Harlah juga menghadirkan para Tokoh Masyarakat, Ketua DPW Hidayatullah Jawa Barat, Pembina dan
Pengawas serta Guru dan Murid /Santri putra dan Putri MTs dan MA.
Acara
yang di awal dengan ziarah ke makam ust Sigit Setiawan ( alm) sebagai sosok
perintis yang banyak berkontribusi dalam memajukan Manarusalam dan pemberian
hadiah kepada murid yang telah mengikuti lomba , serta dilanjutkan pemberian Apresiasi berupa
bingkisan dan uang saku kepada Guru dan Perintis lembaga, di sambut dengan riang
gembira dan pekikan Takbir.
Ziarah ke makam Alm.Ust.Sigit Setiawan ( foto: asep juhana ) |
Setelah
pemberian hadiah dan apresiasi acara di lanjutkan dengan Taklshow dengan
menghadirkan muwakif, Sahabat dan murid
pertama Yayasan manarusalam – Hidayatullah Cirebon.
Bapak
H Edi Supardi sebagai salah seorang muwakif juga narasumber acara talk show
menyampaikan rasa syukurnya atas anugrah dari Allah sudah menjadi bagian
perjuangan para dai Hidayatullah, beliau menyampaikan kenangannya sewaktu
hidup bersama ust Sigit Setiawan (Alm) dan berpesan agar apa yang telah di
perjuangkan bisa di pertahankan, di jaga bahkan di kembangkang lebih maju lagi,
bahkan memotivasi pengurus agar bisa mencari lahan 1 Hektar untuk
mempersiapkan program pendidikan yang
lebih baik dan unggul.
Sementara
ust Suharno sebagai teman seperjuangan Ust Sigit Setiawan ( Alm ) yang sekarang
menjadi pembina di Yayasan menyampaikan dengan penuh emosi dan terharu hingga
meneteskan airmata saat mengenang masa masa perintisan dan beliau menyampaikan
bukan untuk mengkultuskan Allahu yarham Ust Sigit Setiawan namun sebagai uapaya
untuk menggali spirit perjuangan yang di kenal sangat sederhana, gigih dan
sabar dalam kesempatan tersebut ust Suharno membacakan Puisi hasil renungan
beliau dan sebagai motivasi generasi pelanjut
dengan judul,
MENGKADER
ATAU MATI....!
Tiga
belas Agustus tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga .
Tanggal
yg tak kan pernah hilang dari ingatan para pejuang dan perintis manarussalam .
Pahit
....
Getir....
Perih....
Lapar.....
Bercampur
aduk jadi satu
Itulah
jamu yang membuat kami tak gentar menghadapi berbagai keadaan .
Manarussalam
lahir bukan dikawal oleh uang jutaan.
Tidak
pula diiringi oleh para jenderal yang back up dari belakang.
Atau
dibarengi oleh fasilitas yang berkecukupan.
Tapi.....
Manarussalam
hadir di Cirebon diawali dengan
penderitaan .
Sosok
sang pejuang sebagai perintis datang hanya bermodalkan keyakinan bahwa
Allah
yang di Surabaya dengan Allah yang di Cirebon itu sama
Maka
jangan takut kelaparan, jangan takut tidak ada dukungan,
Teruslah
bergerak, berjuang menjemput pertolongan
Tuhan .
Itulah
pesan sang perintis yg sering disampaikan dan sekaligus sebagai amunisi untuk
kami menjalankan misi perjuangan.
Dan
kini manarussalam sudah tidak muda lagi.
30
tahun merupakan usia yang sudah matang
Sementara
sang perintis itu kini sudah tiada lagi
Beliau
sudah tidak bisa mengawal perjuangan kita lagi
Dan
beliau hanya bisa menangis ketika manarussalam ini sakit
Ketika
manarussalam dijadikan ajang rebutan kekuasaan
Dan
beliau juga akan tersenyum ketika manarussalam ini terus berkembang
Dan
menjadi tempat lahirnya para kader pejuang
Lahirnya
para penghafal Qur'an.
Jangan
berhenti mengkader wahai para penerus perjuangan
Ingat
pesan pendiri
Mengkader
Atau Mati
H.Edi Supardi salah seorang muwakif (baju putih ) saat memberikan testimoni ( foto: asep juhana ) |
Sementara
ust Sidiq yang merupakan murid pertama yang kini menjadi kepala departemen
sarana dan Prasarana di Yayasan Manarusalam menjelaskan suka dukanya dalam
memperjuangkan harapan agar program dakwah dan Pendidikan yang menjadi misi
Hidayatullah Cirebon tercapai bisa berjalan dan tercapai sebagai mana harapan
dari sang perintis.
Acara
yang di lancutkan dengan doa dan foto bersama berjalan dengan penuh makna,
kekeluargaan dan kebersamaan dengan harapan kedepan bisa lebih baik lagi. [ ]
Editor: admin