Kebersihan dan ketulusan hati harus terus dijaga ( ilustrasi foto: freepik) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM - - Hati adalah alat pengontrol. Jika dia baik, maka perbuatannya baik. Jika ia rusak, maka rusak juga perbuatannya.
Maka menjaga
hati dari kerusakan harus selalu dilakukan.
Imam Ibn al-Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa ada lima hal, yang
menjadi penyebab rusaknya hati.
1.Pergaulan
di Luar Batas
Bergaul itu
perlu, tapi tidak asal bergaul dengan banyak teman, apalagi tidak jelas.
Pergaulan yang salah juga hanya akan menimbulkan masalah.
Teman yang
buruk cepat atau lambat akan menggelapkan hati, melemahkan dan menghilangkan
hati nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam pemenuhan berbagai
keinginan negatif.
Kita sering
melihat orang-orang yang hidupnya hancur karena pergaulan di luar batas.
Biasanya output semacam ini, karena tujuan pergaulanya adalah untuk dunia saja.
Dan memang, kehancuran manusia lebih disebabkan oleh sesama manusia. Karena
itu, di akhirat banyak yang akan menyesal memilih teman yang salah selama di
dunia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَيَوۡمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيۡهِ يَقُوۡلُ يٰلَيۡتَنِى اتَّخَذۡتُ مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِيۡلًا ﴿25:27﴾ يٰوَيۡلَتٰى لَيۡتَنِىۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيۡلًا ﴿25:28﴾ لَقَدۡ اَضَلَّنِىۡ عَنِ الذِّكۡرِ بَعۡدَ اِذۡ جَآءَنِىۡ ؕ وَكَانَ الشَّيۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلً
“Dan
(ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim menggigit kedua tangannya sambil
berkata, ‘Aduh (dulu) jika aku mengambil jalan dengan Rasul. Celakalah aku,
jika aku (sebelumnya) tidak membuat fulan dia adalah sahabat karibnya.
Sesungguhnya dia menyesatkanku dari Al-Qur’an ketika sampai kepadaku.” (QS
Al-Furqan: 27-29).
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ ࣖ
“Teman-teman
dekat pada hari itu sebagian akan menjadi musuh bagi yang lain, kecuali
orang-orang yang bertakwa.” (QS: Az-Zukhruf: 67).
Ini adalah
pertemanan yang didasarkan pada tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan
saling membantu jika ada hasil duniawi yang diinginkan. Jika arti pentingnya
telah hilang, maka persahabatan akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta
berubah menjadi saling membenci dan memaki.
Oleh karena
itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul harus dilandasi dengan kebaikan.
Tingkatan persahabatan karena Allah,
lebih tinggi dan lebih mulia kedudukanya di mata Allah.
2.Banyak
Angan-angan Kosong
Angan-angan
kosong seperti lautan tak berujung. Ini adalah lautan tempat para pecundang
berlayar. Bahkan konon, angan-angan adalah modal para pecundang. Gelombang
angan-angan terus menggoyahkannya, delusi kebohongan selalu mempermainkannya
seperti anjing bermain dengan bangkai.
Sementara
orang yang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur, maka cita-citanya adalah
seputar ilmu, keimanan dan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Ini adalah idealisme yang patut dipuji. Adapun angan-angan
kosong, itu hanyalah tipuan. Nabi ﷺ memuji orang-orang yang mendambakan
kebaikan.
Allah
berfirman
يَعِدُهُمۡ وَيُمَنِّيۡهِمۡ ؕ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيۡـطٰنُ اِلَّا غُرُوۡرًا
Ya’iduhum
wa yuman niihim wa maa ya’iduhumush Shaitaanu illaa ghuruuraa
“(Setan
itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.”
(QS: An Nisa’ : 120)
3.Mengandalkan
Selain Kepada Allah Ta’ala
Ini adalah
faktor terbesar kerusakan hati. Tidak ada yang lebih berbahaya daripada percaya
dan mengandalkan selain kepada Allah. Jika seseorang bertawakal selain Allah Subhanahu
Wa Ta’ala maka Allah akan menyerahkan urusan orang itu kepada sesuatu yang
menjadi sandarannya.
Allah akan
mempermalukannya dan membuat perbuatannya sia-sia. Dia tidak akan mendapatkan
apa-apa dari Tuhan, atau dari makhluk yang dia andalkan. Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman:
وَاتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لِّيَكُوۡنُوۡا لَهُمۡ عِزًّا
كَلَّا ؕ سَيَكۡفُرُوۡنَ بِعِبَادَتِهِمۡ وَيَكُوۡنُوۡنَ عَلَيۡهِمۡ ضِدًّا
“Dan
mereka telah mengambil tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi
pelindung bagi mereka. Sama sekali tidak! Kelak mereka (sesembahan) itu akan
mengingkari penyembahan mereka terhadapnya, dan akan menjadi musuh bagi mereka.”
(QS: Maryam: 81-82)
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ () لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ
“Mereka
mengambil tuhan-tuhan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Para
berhala tidak dapat membantu mereka, meskipun berhala-berhala itu adalah
tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.” (QS: Yaa Sin: 74-75)
Maka orang
yang paling hina adalah orang yang bergantung kepada selain Allah. Ini seperti
orang yang berlindung dari panas dan hujan di bawah jaring laba-laba. Dan rumah
laba-laba adalah rumah terlemah dan paling rapuh.
Apalagi pada
umumnya asal dan dasar syirik dibangun atas ketergantungan kepada selain Allah.
Orang-orang yang melakukannya tercela dan hina.
لَّا تَجْعَلْ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا
Allah
berfirman, artinya: “Janganlah kamu menjadikan Tuhan selain Allah, agar kamu
tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).” (QS: Al-Isra’: 22)
4.Makanan
Ada dua jenis
makanan yang merusak. Pertama, bersifat
merusak karena substansinya, dan terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan
karena hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seperti bangkai, darah, anjing,
binatang buas bergigi, dan burung bercakar tajam. Kedua, makanan yang diharamkan karena hak-hak
budak.
Sesungguhmua
syetan amat senang dengan orang yang
malas untuk melakukan ketaatan pada Allah. Mereka adalah orang yang sibuk
terus-menerus dengan urusan perut untuk memuaskan nafsunya. Jika dia kenyang,
maka dia merasa berat dan dengan mudah mengikuti perintah iblis.
Setan
memasuki tubuh manusia melalui aliran darah manusia. Puasa mempersempit aliran
darah dan menyumbat jalan setan. Sedangkan rasa kenyang membuat aliran darah
menjadi lebih lancar dan membuat setan betah berlama-lama.
Barang siapa
yang makan dan minumnya banyak, pasti akan banyak tidur dan banyak kehilangan.
Dalam sebuah hadits terkenal disebutkan:
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah
anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam
memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus
(melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga
untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR: At-Tirmidzi, Ahmad
dan Hakim)
5.Kebanyakan
Tidur
Banyak tidur
bisa membunuh jantung, melelahkan tubuh, menyita waktu dan membuat Anda pelupa
dan malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, yang berbahaya, dan
yang sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat
adalah tidur pada saat paling dibutuhkan.
Segera tidur
di malam hari lebih baik daripada tidur larut malam. Tidur siang (tidur siang)
lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan
pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Di antara
tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Subuh dan terbitnya matahari.
Karena ini adalah waktu yang sangat strategis, banyak diterimanya doa.
Meski para
ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah dan berdoa, mereka
tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu
adalah awal dan pintu siang, saat Allah menurunkan rizki, saat diberikannya
barakah. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya hanya karena benar-benar
terpaksa.
Secara
medis, waktu tidur yang paling tepat dan
bermanfaat adalah pada paruh pertama malam, juga pada seperenam malam terakhir,
atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut dokter. Jika lebih
atau kurang dari itu maka akan mempengaruhi kebiasaan baiknya. Termasuk tidur
yang tidak berguna adalah tidur lebih awal di malam hari, setelah matahari
terbenam. Dan itu termasuk tidur yang dibenci Nabi Muhammad ﷺ.*
/Diadaptasi dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, Min Kalami Ibni Qayyim
Al-Jauziyyah. [ ]
Sumber: hidayatullah.com
Red: admin
Editor: iman