Para narasumber dalam acara seminar Ekonomi Berbasis Pesantren di Kota Bandung, Kamis (13/1/2022) foto: iman |
HIDAYATULLAHJABAR.COM, KOTA BANDUNG - - Kondisi pandemi Covid-19 yang sudah sudah berjalan lebih dari 2 tahun dan hingga kini belum hilang sama sekali memberi dampak amat besar pada sektor ekonomi di Indonesia. Dampak yang sangat terasa dan mudah sekali dilihat adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli masyarakat secara luas dan merata.
Demikian
disampaikan Dr.Amir Mahmud SE,M.Si selaku Dosen dan Kadiv Inkubator Bisnis dan
Kewirausahaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) saat menjadi pembica dalam
“Seminar Ekonomi Berbasis Pesantren dengan tema Ekonomi Bangkit,
Pesantren Mandiri Menuju Masyarakat Sejahtera” dalam rangkaian acara
Rakerwil Hidayatullah Jabar di Kota Bandung, Kamis (13/1/2022).
Amir
menjelaskan hingga saat ini, masyarakat masih mengalami penurunan daya beli
yang sangat signifikan. Regulasi
pengetatan diberbagai sektor dari aturan PPKM memberikan pengaruh terhadap naik
turunnya sektor ekonomi.
“Menurut
data pemerintah pandemi berdampak pada
sektor ekonomi yang luar biasa dimana angka
kemiskinan naik sekira 20% ,”paparnya.
Ia
mengungkapkan bahwa sebagai negara muslim terbesar maka umat Islam menjadi
secara langsung yang terdampak ekomoni akibat pandemi tersebut. Dimana jumlah
masyarakat yang menjadi miskin juga banyak.
“Hasil
studi saya bersama tim ada beberapa penyebab kemiskinan dimana salah satunya
gaya hidup yang mendahulukan nafsu dibangkin akalnya,”ungkapnya.
Amir
lalu mencontohkan bahwa berhutang berbasis riba baik melalui perbankan maupun
pinjol masih menjadi fenomena masyarakat saat ini.
“Kalau
berhutangnya untuk kebutuhan pokok makan dan kesehatan mungkin masih bisa
dimaklumi. Tapi ada yang berhutang untuk gaya hidup saja dimana cicilan lebih
besar dari pada penghasilan,” jelasnya.
Untuk
itu menurut Amir Indonesia yang mempunyai ribuan pesantren termasuk ormas Hidayatullah
khususnya di Jawa Barat harus bisa bangkit membangun dan mengembangkan
ekonominya secara berjamaah dan kelembagaan.
“Saya
rasa strategi pengentasan kemiskinan berbasis ekonomi pesantren ini sangat tepat.
Meski yang lain sudah berkembang, namun tidak ada kata terlambat bagi pesantren
untuk tumbuh kemudian maju,” ajaknya memotivasi.
Ia
mencontohkan salah satu solusi yang
digulirkan oleh Pemprov Jabar adalah dengan adanya one pesantren one produc (OPOP).
Dimana dengan adanya program OPOP ini santri dan pesantren mempunyai kesempatan
untuk membangun dan mengembangkan usaha.
“Menurut
saya santri selain belajar ilmu agama juga tidak salah belajar ilmu wirausaha
atau istilahnya menjadi santri preuneur, sehingga diharapkan setelah selesai nyantri
sudah punya bekal yang lengkap di masyarakat yakni ilmu agama dan ilmu wirasa
usaha,”papar Amir.
Secara pribadi maupun institusi Amir pun siap mendampingi pesantren Hidayatullah yang
adadi Jawa Barat untuk membantu mengembangkan usaha. Dirinya pun siap membantu
untuk membuka akses pasar bagi produk pesantren.
“Kebetulan
saya dan tim sedang mengambangkan program digital (aplikasi). Jadi pesantren
dan santri harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan dan
menjual produknya,”sarannya.
Amir
pun menyampaikan bahwa ia akan mencoba mengajak rekan-rekan di kampusnya untuk
turut membantu program ekonomi pesantren Hidayatullah sehingga mampu mengoptimalisasi
pesantren yang meliputi kyai, santri, lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
“Insya
Allah saya dan kampus siap melakun program pendampingan. Di kampus juga ada
program kampus merdeka dan pengabdian pada masyarakat, insya Allah kita bisa
bekerjasama,” ungkap Amir yang disambut pekik takbir hadirin.
Hal
senada juga diungkapkan Dr. H. Asep Effendy SE,M.Si selaku Rektor Universitas
Sangga Buana (USB). Menurutnya USB sangat terbuka untuk menjalin Kerjasama dengan
berbagai pihak termasuk dengan pesantren khususnya Hidayatullah.
“Ada
beberapa yang alumni pesantren Hidayatullah yang menjadi mahasiswa kami dengan
program beasiswa. Saya rasa untuk program pengembangan ekonomi pesantren sangat
memungkinkan untuk melakukan pendampingan dan pelatihan,”ungkapnya.
Menurutnya
sangat memungkin jika dari pesantren mampu melahirkan para entrepreneur atau
pengusaha muslim yang tangguh dan maju.
“Secara
spiritualitas kita meyakini teman-teman pesantren baik kyai maupun santrinya
mempunyai amalan keagamaan yang baik dan bagus, tinggal ditambah dengan
pengetahuan atau ilmu wirausaha dan tekad maka insya Allah jadi,”ungkapnya menyemangati.
Ia
lantas menceritakan kisah pengusaha yang mengalami kebangkrutan karena
meninggalkan Allah dan agamanya. Namun setelah mendapatkan nasehat dari ulama
untuk melibatkan Allah dalam bisnisnya maka ia mampun bangkit kembali dan
mengalami kemajuan.
“Seperti
yang diungkapkan pak Amir tadi bahwa di perguruan tinggi ada program kampus
merdeka dan pengabdian masyarakat, insya Allah secara pribadi saya mendukung
program ekonomi berbasis pesantren dan siap bekerjasama dengan Hidayatullah,”pungkasnya.
foto bersama narasumber dan sebagian peserta (foto: dadang) |
Dalam
kesempatan ini juga hadir Arief Sungkar selaku Ketua Asosiasi Developer
Properti Syariah (ADPS). Ia menyampaikan
bahwa properti syariah selama masa pandemi ini justru mengalami kenaikan dan
pertumbuhan yang signifikan.
“Ini
yang luar biasanya, kalau kita melihat pasar properti secara umum tumbuhnya
negatif. Tetapi kalau kita cek fakta dilapangan, banyak laporan dari
anggota-anggota kami di berbagai daerah justru berhasil mencatatkan rekor
penjualan yang bagus bahkan boleh dibilang fantastis,” ungkap Arief.
Pihaknya
pun siap melakukan kerjasama dengan Hidayatullah khususnya di Jawa Barat untuk
mengembangkan ekonomi ummat berbasis syariah.
“Selain
property syariah, kami juga membangun dan mengembangkan perternakan domba juga agrowisata.
Saya rasa ini juga bisa dikembangkan dan dikerjasamakan dengan Hidayatullah,”ungkap
Arief.
Acara seminar ekonomi berbasis pesantren ini diikuti oleh seratusan peserta perwakilan dari DPP Hidayatullah, pengurus DPW Hidayatullah Jabar, pengurus 20 Kabupaten Kota DPD Hidayatullah se-Jabar,BMH, Posdai, Mushida, Syabab Hidayatullah dan tamu undangan . Acara diakhiri dengan pemberian cindera mata dan foto bersama. [ ]
Red:
iman
Editor:
admin