HIDAYATULLAHJABAR.COM - - Siapa yang tidak senang didoakan dalam kebaikan? Setiap orang pasti senang didoakan
dalam kebaikan. Apalagi jika yang mendoakan adalah para malaikat. Siapakah
orang yang mendapat doa dari para malaikat?
Orang
yang senantiasa dalam keadaan suci dengan menjaga wudhu akan didoakan oleh para
malaikat. Para malaikat yang langsung akan memonohonkan ampunan kepada Allah
bagi orang-orang yang senantiasa menjaga wudhu.
Simaklah
Hadis Rasulullah ﷺ berikut ini.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Buraidah, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda :
دخلت الجنة فرأيت بلالاً فيها فقلت لبلال بم سبقتني إلى الجنة فقال لا أعرف شيئاً إلاّ أني لا أحدث وضوأً إلاّ أصلي عقيبه ركعتين
“Aku
memasuki surga, tiba-tiba aku melihat Bilal sudah berada di sana. Akupun
bertanya kepada Bilal : Amalan apa yang menjadikanmu mendahuluiku masuk surga?”
Dia menjawab : “Aku tidak tahu apapun, hanya saja aku tidak pernah berhadats
kecuali aku langsung berwudlu dan shalat dua rakaat setelahnya.” (HR: Ahmad
no 22487)
Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَهُ ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ، فَيُقْبِلُ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلا وَجَبَ لَهُ الْجَنَّةُ
“Tidaklah
seorang muslim berwudhū’ lalu dia membaguskan wudhū’ nya dan shalat 2 raka’at
dalam keadaan hati dan wajahnya khusyū’ pada 2 raka’at (shalat) tersebut
kecuali wajib baginya untuk mendapatkan surga.” (HR Muslim)
Kita
mengetahui bahwa jumlah malaikat itu sangat banyak. Lebih banyak dari jumlah
manusia di bumi ini. Bisa dibayangkan jika seluruh malaikat memohonkan ampunan
kepada Allah untuk kita, betapa beruntungnya kita. Mudah-mudahan dosa-dosa kita
diampuni oleh Allah Swt. Karena itu, berusahalah menjadi orang yang senantiasa
menjaga wudhu.
Dari
Abdullah bin Umar radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا
“Barangsiapa
yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam
pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah
hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.’” (HR. Ibn Hibban 3/329.
Syuaib Al-Arnauth mengatakan, Perawi hadis ini termasuk perawi kitab shahih).
Menjaga
wudhu adalah bagian dari karakter seorang mukmin sejati. Karena dengan menjaga
wudhu, kita akan lebih mampu menjaga perilaku kita. Mulut kita akan terkontrol
untuk tidak membicarakan hal-hal yang buruk.
Mata
kita juga akan terjaga untuk tidak melihat hal-hal yang diharamkan Kita akan
lebih mampu menjaga telinga kita dari mendengarkan pembicaraan yang negatif.
Tangan kita juga lebih teraga untuk tidak melakukan perbuatan tercela.
Demikian
juga kita akan jaga kaki kita untuk tidak melangkah ke tempat tempat maksiat
itu semua kita lakukan karena kita merasa dalam keadaan suci berwudhu. Kita
merasa tidak nyaman untuk mengotori kesucian diri dan jiwa kita dengan
perkataan dan perbuatan tercela.
Dengan
demikian, pantaslah para malaikat memohonkan ampunan bagi orang orang mukmin
yang menjaga wudhu. Inilah doa para malaikat bagi orang-orang mukmin sejati.
ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَىۡءٍ رَّحۡمَةً وَعِلۡمًا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ
رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوۡمَئِذٍ فَقَدۡ رَحِمۡتَهُۥ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
“(Malaikat-malaikat)
yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi
segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala.”
“Ya
Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau
janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka,
dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
“dan
peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau
pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah
Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS: Al Mukmin: 7-9)
Setiap
perbuatan yang kita lakukan mesti mengandung konsekuensi. Perbuatan baik
menimbulkan kebaikan dan maslahat, sedangkan perbuatan buruk menimbulkan
keburukan dan mudharat.
Sebagai
orang yang berakal dan beriman, semestinya kita selalu berusaha melakukan
perbuatan baik, sehingga menimbulkan konsekuensi kebaikan pula.
Salah
satu perbuatan baik dan perlu untuk diamalkan adalah menjaga wudhu. Wudhu akan
menimbulkan kebaikan yang banyak.
Setiap
tetes air yang kita gunakan untuk berwudhu, insya Allah akan dicatat sebagai
kebaikan bagi diri kita. Bahkan, jika setelah berwudhu kita pergi ke masjid
untuk menunaikan shalat berjamaah, maka setiap langkah kita juga dicatat
sebagai kebaikan.
Rasulullah
ﷺ
bersabda;
عن أبي هريرة -رضي الله عنه- مرفوعاً:
«إذا توضَّأ العبدُ المسلم، أو المؤمن فغسل وَجهَهُ خرج مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نظر إليها بِعَينَيهِ مع الماء، أو مع آخر قَطْرِ الماء، فإذا غسل يديه خرج من يديه كل خطيئة كان بَطَشَتْهَا يداه مع الماء، أو مع آخِرِ قطر الماء، فإذا غسل رجليه خرجت كل خطيئة مَشَتْهَا رِجْلَاه مع الماء أو مع آخر قطر الماء حتى يخرج نَقِيًا من الذنوب».
[صحيح.] – [رواه مسلم.]
“Dari
Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- secara marfū’,
“Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, akan
keluarlah dari wajahnya setiap dosa akibat pandangan kedua matanya bersamaan
dengan air, atau bersama dengan tetesan air terakhir. Lalu jika ia membasuh
kedua tangannya, akan keluarlah setiap dosa akibat kekerasan yang dilakukan
kedua tangannya bersamaan dengan air, atau bersama dengan tetesan air yang
terakhir. Lalu jika ia membasuh kedua kaki, akan keluarlah setiap dosa akibat
langkah kedua kakinya bersamaan dengan air, atau bersama tetesan air terakhir,
hingga ia keluar (dari wudu) bersih dari dosa.”
(HR: Muslim]
“Barangsiapa
yang berwudhu dalam keadaan masih suci Allah akan menulis sepuluh kali pahala
kebaikan baginya dengan wudhu itu.” (HR Abu Daud ).
Ulama
Menjaga Wudhu
Apabila
kita baca dan cermati biografi para ulama, maka kita dapati mereka amat
bersung-sungguh menjaga wudhunya dalam setiap keadaan. Sebagai contoh, Al-Imam
asy-Syathibi, Beliau adalah seorang yang buta, akan tetapi tidaklah beliau
duduk di suatu majelis ilmu, kecuali beliau selalu dalam keadaan suci.
Bahkan
di antara ulama ada yang tidak mau membaca hadis-hadis Rasulullah ﷺ
kecuali mereka berwudhu terlebih dahulu. Bukan karena mereka berpendapat
wajibnya berwudhu ketika hendak membaca hadis, akan tetapi yang mendasari hal
itu adalah kesungguhan mereka untuk memuliakan ilmu dan untuk mendapatkan
keutamaan yang besar dalam wudhu.
Wudhu
bukanlah amalan yang remeh dan sepele, melainkan merupakan amalan yang besar di
sisi Allah Swt. Sehingga mendorong kita untuk selalu dalam kondisi suci dan
berupaya bagaimana berwudhu dengan sempuna, yang sesuai dengan tuntunan Nabi
Muhammad ﷺ.
Kapan
Orang Harus Berwudhu?
Sangat
dianjurkan bagi seseorang untuk selalu berada dalam keadaan bersih dan suci
lahir batin. Karena hal ini akan berdampak kepada perilaku dan perbuatan orang
tersebut.
Orang
yang selalu punya wudhu, akan berusaha untuk menjaga perilaku maupun
perbuatannva tetap bersih dan sangat berhati-hati. La akan selalu mengikat dan
menjaga setiap kegiatannya, ucapan, kata-kata, maupun perilaku dan
perbuatan-nya agar selalu di dalam koridor kesucian jiwa dan kebersihan hati.
Berikut
beberapa waktu yang disunnahkan (dianjurkan) untuk berwudhu, kecuali bagi
orang-orang yang selalu menjaga dirinya dalam keadaan wudhu.
Pertama, Hendak Ke Masjid
Langkah
menuju masjid adalah langkah menuju kebaikan, maka sudah tentu langkah itu
mempunyai nilai ibadah. Setiap perbuatan akan mempunyai nilai ibadah kalau
diniatkan dengan benar dan dibarengi dengan kebersihan kesucian hati serta
semata-mata dikeakan nanya untuk mengharap ridha Allah Swt
Berwudhu
sebelum berangkat shalat berjamaah ke masjid merupakan salah satu sunnah Nabi
Muhammad Saw. Allah Swt. Menjanjikan berkah pada setiap langkah kaki kanan
maupun berkah pada setiap langkah kaki kanan maupun kiri berupa penghapusan
dosa dan penambahan pahala.
Langkah
kita bernilai ibadah. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ.
Dari bnu Umar Rasululiah ﷺ bersabda
Hadis
dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
من توضأ للصلاة فأسبغ الوضوء ثم مشى إلى الصلاة المكتوبة فصلاها مع الناس، أو مع الجماعة، أو في المسجد غفر الله له ذنوبه
“Siapa
yang berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan wudhunya, kemudian dia menuju
masjid untuk shalat fardhu. Lalu dia ikut shalat berjamaah atau shalat di
masjid maka Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim).
Kedua,
Menyentuh Mushaf AI-Qur an
Al-Qur’an
adalah kalanullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ
sebagai kitab suci umat Islam. Dalam rangka memuliakan Al-Qur’an sebagai firman
Allah, maka disunnahkan untuk berwudhu sebelum memegang kitab Suci ini.
Al
Imam Ath Thabrani dan Al Imam Ad Daraquthni meriwayatkan hadis Rasulullah ﷺ
أن لا يمس القرآن إلا طاهر
“Tidak
boleh menyentuh Al-Quran kecuali orang yang sudah bersuci.” (HR. Malik
dalam Al-Muwatha’ no. 419 dan Ad-Darimi no. 1266).
Berwudhu
sebelum membaca Al-Qur’an adalah wujud kita memuliakan Allah Swt, sebab membaca
Al-Qur’an adalah semulia-mulia zikir kepada Allah Swt
Ketiga,
Ketika Hendak Tidur
Termasuk
sunnah Rasulullah adalah berwudhu sebelum tidur. Hal ini bertujuan agar setiap
muslim dalam kondisi suci pada setiap keadaannya, walaupun ia dalam keadaan
tidur.
Hingga
bila memang ajalnya datang menjemput, maka dia pun kembali ke hadapan Rabbnya
dalam keadaan suci. Sunnah ini juga akan mengarahkan umat Muslim pada mimpi
yang baik dan terjauhkan diri dari permainan setan yang selalu mengincarnya
(lihat Fathul Bari 11/125 dan Syarah Shahih Muslim 17/27).
Tentang
sunnah ini, Rasulullah telah menjelaskan dalam sabda beliau
Dari
Abdullah bin Umar radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا
“Barangsiapa
yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam
pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah
hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.’” (HR: Ibn Hibban 3/329.
Syuaib Al-Arnauth mengatakan, Perawi hadis ini termasuk perawi kitab shahih).
Lebih
jelas lagi, dari riwayat sahabat Mu’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah ﷺ
bersabda: “Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dalam keadaan dengan
berzikir dan bersuci, ke mudian ketika telah terbangun dari tidurnya lalu
meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, melainkan pasti Allah akan
mengabulkannya.” (dalam Fathul Bari juz 11/124)
Demikianlah
sunnah yang selalu dijaga oleh Rasulullah ﷺ ketika hendak tidur, yang semestinya
kita sebagai muslim meneladaninya. Bahkan ketika beliau terbangun dari tidurnya
untuk buang hajat, maka setelah itu beliau berwudhu lagi sebelum kembali ke
tempat tidurnya.
Sebagaimana
yang diceritakan Abdullah bin Abbas ra: “Bahwasanya pada suatu malam Rasulullah
pernah terbangun dari tidurnya untuk menunaikan hajat. Kemudian beliau membasul
wajalı dan tangannya (berwudhu) lalu kembali tidur.” (HR Bukhari dan Abu
Dawud).
Keempat,
Hendak Berhubungan Intim Suami Istri
Rasulullah
ﷺ juga memberikan bimbingan bagi para
pasutri (pasangan suami istri ketika hendak berhubungan badan. Hendaknya bagi
pasutri berwudhu dahulu kemudian berdoa sebelum melakukannya, dengan doa yang
telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Rasulullah
ﷺ sallam bersabda,
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُوْدَ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Jika
seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya
lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu.” (HR. Muslim)
Wudhu
yang dilakukan sebelum berhubungan antara suami dengan istrinya bertujuan agar
setan tidak ikut campur dalam acara yang sakral ini. Kelak ketika mereka
kemudian dikaruniai anak, maka setan tidak mampu memudharatkannya. Hal ini
sesungguhnya merupakan ‘pembelajaran awal terhadap sang calon anak yang insya
Allah akan dikaruniakan kepada pasangan suami-istri tersebut, apabila Allah
Swt. Mengizinkan. [ ]
Sumber:
hidayatullah.com
Admin: iman