HIDAYATULLAHJABAR.COM DEPOK || Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust Dr Nashirul Haq (UNH) memberi pesan mengenai sikap terbaik dalam menghadapi wabah, terlebih pada saat sekarang ini kita tengah menghadapi pandemi coronvirus deases (Covid-19).
Beliau
menuturkan bahwa harus disadari akan ada ujian dari Allah. Wabah Covid-19
adalah satu di antara bentuk ujian Allah.
“Dampak
dari wabah ini semua menjadi terbatas, banyak orang sakit, kehilangan pekerjaan
hingga kehilangan nyawa,” kata UNH saat menjadi khatib Jum’at di Masjid Ummul
Quro, Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok Jawa Barat, Jumat (9/7/2021).
Oleh
karena itu, beliau berpesan, sikap kita adalah pertama menerima semua ini
sebagai ujian. Lalu, kedua, berusaha untuk terhindar dari terpapar virus
Covid-19 itu sendiri.
“Ketiga,
sekiranya terkena juga, maka berprasangka baiklah kepada Allah. Karena tidaklah
Allah memberikan ujian seorang hamba melainkan Allah akan balas kebaikan dan
berikan ampunan atas dosa yang dilakukan,” katanya.
Beliau
lalu menukil sebuah kisah perikehidupan Rasulullah Muhammad SAW. Suatu saat
pernah ada seorang wanita menjumpai Nabi dan mengatakan perihal dirinya.
“Ya
Rasulullah, saya menderita penyakit ayan. Apabila kambuh maka aurat saya
terbuka. Kiranya engkau mendoakan saya agar Allah berikan kesembuhan”.
Mendengar
itu, Rasulullah menjawab, “Jika kamu bersabar bagimu surga. Jika engkau mau aku
mendoakanmu, maka Allah akan menyembuhkanmu”
Wanita
itu pun menjawab, “Ya, Rasulullah aku menginginkan surga, dan biarlah ini
menjadi bagian dalam hidupku.”
“Jadi,
betapa Allah akan memberikan balasan terbaik bagi orang-orang yang dikenakan
ujian,” kata UNH kemudian.
Sikap
terbaik yang keempat, menurut UNH, adalah berprasangka baik kepada Allah.
Beliau kembali menyitir kisah.
Bahwa
ada seorang Badui yang mengalami demam. Maka Rasulullah mendoakan, “La ba’tsa
thahurun insha Allah.”
Badui
itu menimpali, “Tidak ya, Rasulullah. Demamku ini bukan demam yang ringan. Ini
adalah demam yang mengantarkan ke kuburan.”
Mendengar
itu Rasulullah menjawab, “Baiklah kalau demikian.” Tidak lama kemudian Badui
itu Allah takdirkan meninggal dunia.
Sekalipun
berita beredar begitu intens dan massif soal Covid-19 masih ada kelompok yang
tidak “mengakui” eksistensi virus tersebut. Disaat yang sama mereka yang pernah
terpapar mengatakan bahwa Covid-19 ini nyata.
Lantas
bagaimana sikap terbaik kita dalam menyikapi Covid-19? Pertama harus dikenali
tingkatan orang yang terkena Covid-19, ada yang ringan hingga sedang dan berat.
Gejala
ringan ditandai dengan demam namun tidak disertai batuk dan sesak nafas.
Terhadap kelompok ini cukup melakukan penyembuhan dengan isolasi mandiri.
Kedua,
penting melihat realitas wabah Covid-19 ini dengan kacamata spiritual, dimana
memang Allah memberikan ujian kepada kehidupan umat manusia.
Mulai
ujian berupa rasa takut, lapar, kehilangan jiwa, hingga berkurangnya
ketersediaan makanan (buah-buahan). Namun, Allah menjamin bahwa ada kemenangan,
kabar gembira dan keberhasilan bagi orang yang sabar.
Dengan
demikian sikap terbaik kita dalam menghadapi Covid-19 ini adalah sadar bahwa
ini ujian. Kemudian sabar dalam menghadapinya. Selanjutnya tetap berprasangka
baik kepada Allah SWT. [ ]
Sumber:
hidayatullah.or.id